Selasa, 12 Juni 2012

Lamentable (part 3)

Keesokan harinya, di sanggar musik Musica Sacra..
Alexa dan Ferra sangat tidak sabar untuk latihan musik. Awalnya mereka pikir, mereka akan diikutsertakan dalam sebuah lomba paduan suara. Tapi kenyataannya tidak seperti apa yang mereka harapkan. "Selamat sore, anak-anak. Terimakasih karena kalian mau hadir dalam pertemuan hari ini. Saya bermaksud mencari anak-anak seperti anda karena kita akan mengisi sebuah acara perkawinan seorang anak dari musisi terkenal di Boston, yang juga adalah sahabat saya. Acara tersebut akan dilaksanakan 1 bulan lagi. Maka kita harus latihan dengan sungguh-sungguh agar tidak tampil memalukan" sambut Mr.Georgy. Mereka akan mengisi sebuah acara pernikahan di Boston. Pernikahan seorang putra dari musisi. Putra dari sahabat Mr.Georgy. Dan tentu saja mereka tidak akan menghadiri pesta tersebut. Mereka hanya akan menyanyikan lagu-lagu gereja pada saat pemberkatan pengantin seperti adat orang Katolik dalam melakukan pemberkatan suatu pernikahan.
"Tak apa-apa sayang, kita akan bersenang-senang" sapa Ferra dengan nada meledek pada Alexa. Ya, Alexa sungguh sangat mengharapkan acara yang meriah, bukan acara pemberkatan di gereja. Berminggu-minggu mereka latihan, tanpa sadar, Alexa sudah banyak bergaul dengan teman-teman yang lain. Ferra sedikit cemburu melihat keadaan itu. Mereka yang sebelumnya selalu bersama, kini tidak terlalu sering pergi bersama-sama karna Alexa banyak mendapat teman baru. Tapi anehnya, Alexa justru semakin dekat dengan Christy dan Seshy. Tidak terlalu dekat, namun masih dalam masa pendekatan. Mereka makin hari makin dekat. Dan makin hari pun Ferra semakin tersingkir. Alexa tidak menganggap ini adalah sebuah masalah, karena Alexa masih tetap suka datang ke latihan bersama Ferra dan duduk sebangku dengan Ferra jika ada pengumuman dari Mr.Georgy. Hari demi hari berlalu, Alexa mulai menyadari bahwa ia semakin jauh dengan Ferra. Ia menceritakan apa yang ia rasa pada Christy dan Seshy. Tanggapan mereka sederhana. "Kalau begitu ajak saja Ferra bergabung". Ya, ide yang cemerlang. Pada saat istirahat makan, Alexa mengajak Ferra untuk bergabung, makan bersama dengan Christy dan Seshy. Mereka terlihat begitu akrab, padahal awalnya Alexa dan Ferra tidak terlalu menyukai Christy dan Seshy.
Tak terasa, waktu latihan mereka tinggal 5 hari. Acara puncaknya akan dilaksanakan 6 hari lagi. Mereka begitu tidak sabar akan hari tersebut.
Sampai saatnya tiba, dipagi hari yang masih sangat sunyi.
Alexa, Christy, dan Seshy berangkat bersama menuju Musica Sacra. Ferra tidak bersama mereka, karena rumah Ferra terletak cukup jauh dari rumah mereka. Rumah mereka bertiga terletak tidak berjauhan.
"Rey, kau membawa makanan yang cukup banyak, bukan? Tenang saja, aku tidak akan mengambil makananmu lagi. Aku membawa makanan sendiri." sapa Alexa pada Rey yang baru saja turun dari mobil. "Ya, aku membawa makanan yang banyak, tapi, terimakasih kamu mau memberikan bagianmu padaku. Aku sengaja membawa lebih untukmu, tapi, kau tidak mengambilnya. Tidak apa-apa" jawab Rey, heran namun bahagia. Sesaat sebelum melakukan perjalanan menuju lokasi, Mr.Geogy mengambil absen anak-anak. Terhitung, semuanya berjumlah 50 anak. Padahal pada saat melakukan seleksi di sekolah, anak-anak yang masuk, lebih dari 50 anak. Tapi mungkin ada orangtua dari anak-anak tersebut tidak mengizinkan anaknya ikut serta dalam acara ini.
Ditengah acara, anak-anak Musica Sacra ini terlihat begitu tegang. Ini adalah acara mereka yang pertama. Namun karena kekompakkan dan latihan yang serius, mereka dapat melewatkan acara ini dengan sangat, sangat sukses. Mereka menyanyikan lagu-lagu yang sudah mereka latih sebelumnya dengan merdu dan indah. Mr.Georgy puas dengan apa yang telah ia lihat.
Dalam perjalanan pulang, anak-anak tak henti-hentinya tertawa bercanda ria. Mereka begitu senang karena telah melakukan tugas mereka dengan baik. Mr.Georgy memberikan uang saku pada tiap-tiap anak. mereka lebih senang lagi karena mendapat hadiah yang tidak pernah mereka harapkan sebelumnya.
Sesampai dirumah, tepatnya pukul sembilan malam, Alexa disambut oleh ibunya. Alexa langsung menceritakan apa yang dialaminya saat acara berlangsung, apa yang dilihatnya, dan apa yang terjadi disana. Semua diceritakan Alexa dengan detail.
Besoknya Alexa harus masuk sekolah. Jadi, Alexa langsung mandi dan tidur. Ia sudah makan sesaat sebelum berangkat pulang.

Minggu, 10 Juni 2012

Lamentable (Part 2)

Di pagi hari,
"Alexa, Alexa, bangun sayang. Nanti kamu terlambat. Ini kan hari pertamamu di kelas 4, dan tentu saja kau tidak mau membuka hari pertamamu dengan datang terlambat. Ayo bangun sayang, kakakmu sudah menunggu di meja makan" terdengar suara Anna membangunkan Alexa yang masih terlarut dalam mimpinya. Ya, ini hari pertama Alexa berada dikelas 4SD. Setelah melewati libur 3 minggu, Alexa mulai terbiasa bangun diatas jam 7 pagi. Ia sangat suka menonton film-film action yang tayang pada jam sebelas malam itu. Ia mengikuti hobi ayahnya, yang begitu menyukai film action, kung fu, bola, dan beberapa acara film lainnya yang sering ditonton oleh kaum lelaki. Namun Harry ayahnya tetap menjaganya setiap kali ia menonton acara-acara tersebut, karena sebagian film tersebut tidak patut untuk ditonton anak gadis seusia Alexa.
Begitu mendengar bahwa kakaknya Chris sudah bangun, Alexa dengan semangat bangun dari tidurnya dan langsung menuju meja makan. Ia merindukan kakaknya. Chris tidak berada di rumah selama liburan karena ikut paman mereka pegi ke Malibu untuk liburan. Alexa tidak ikut karena minggu kedua liburan ia harus mengikuti perkemahan yang diadakan oleh sekolahnya. "Kak, apa kabar ? Bagaimana keadaan Malibu ?" sapa Alexa. Namun Chris tidak menjawab sapaannya karena ia tidak mau Alexa terlambat sekolah. Ia hanya tersenyum, dan Alexa mengert jika kakaknya sudah seperti itu. Chris belum masuk sekolah hari ini, karena kelasnya akan mengadakan kunjungan di panti asuhan jam 10 nanti.
Hari pertama sekolah Alexa. Kelas 4 SD. Alexa sudah tidak sabar ingin segera menduduki bangku SD kelas 4, karena sebelum libur kenaikan kelas, kepala sekolahnya mengumumkan bahwa di munggu pertama kelas 4 akan ada seleksi dari sebuah sanggar musik ternama di Boston, mencari anggota baru secara gratis. Musica Sacra. Sanggar musik yang terkenal mahal ini begitu digemari oleh semua kalangan di Boston. Alexa tidak percaya kalau ia akan mengikuti seleksi ini. Karena ini adalah yang pertama kalinya Musica Sacra mengadakan penerimaan anggota baru, gratis tanpa membayar uang muka dan uang untuk per-bulannya.
"Hai Alexa ! Selamat pagi Alexa ! Hey? bagaimana liburanmu ? Alexa, kesini!" terdengar beberapa suara teriakan dari teman-temannya ketika ia memasuki gardu sekolah. Namun ia tidak menghiraukan teriakan-teriakan itu. Ya. Alexa adalah seorang murid yang terkenal pinter, dan juga jutek disekolah. Walaupun masih baru menginjak kelas 4, namun Alexa juga disegani oleh teman-teman seangkatannya, bahkan ada juga murid kelas 5 yang segan padanya. Tidak menghiraukan teriakan teman-temannya, ia malah menepuk bahu temannya yang juga memiliki kepribadian dan sikap yang mirip dengannya. Ferra. Mereka adalah sahabat sejoli sejak masih kelas 1 SD. Dan jika mereka sudah bersatu, anak lelaki pun tunduk dengan apa yang mereka katakan. Berbeda dengan Chisty, dan Mikha, yang adalah murid pendiam, manis dan baik hati, Alexa dan Ferra sangat jutek, sedikit jail, namun terkenal pandai. "Dimana Rey?" tanya Ferra ketika tepukan Alexa  dibahunya terasa. "Mungkin belum ada. Kau tahu kan ? Dia perlu menyediakan makanan yang lezat dan banyak"? jawab Alexa setelah berhasil menepuk bahu Ferra tanpa dibalas Ferra. Alexa dan Ferra selalu mendapat makanan gartis dari Rey. Rey adalah teman dekat Alexa dan Ferra jika mereka lapar dan tidak bisa mengerti pelajaran matematika yang diberikan Bu Grace. Tapi, jika mereka tidak membutuhkan Rey, mereka seperti tidak mengakui keberadaan Rey disekitar mereka berdua.
Minggu pertama berlalu. Hari senin. Hari yang telah dinanti-nantikan Alexa selama liburan, dimana ia dan teman sekelasnya beserta murid kelas 3 akan mengikuti seleksi yang diadakan pada jam 11 setelah jam makan siang oleh Musica Sacra.
 Seleksi berjalan lancar, dan tentu saja banyak murid-murid yang lolos dalam selekesi tersebut. termasuk Alexa, Ferra, Rey, Christy, Mikha, dan Seshy. Ya. Christy, Mikha, Seshi. 3 gadis yang duduk sekelas dengan Alexa, yang juga terkenal manis dan pendiam itu, mereka masuk dalam seleksi MS.
"Anak-anak yang saya kasihi, saya telah menentukan siapa saja yang berhak masuk dalam sanggar MS ini. Dan tentu saja, latihan akan segera dilaksanakan besok sore jam 3 di sanggar Musica Sacra, dan saya rasa adik-adik sekalian sudah tahu lokasinya." jelas pemilik sekaligus pelatih di MS, Mr.Georgy.
"Kau tahu ?" tanya Alexa mendadak pada Ferra. "Apa" ? jawab Ferra terkejut. "I'm so excited" sambung Alexa. "Excited" adalah kata yang sering diucapkan Alexa dan Ferra ketika berhasil melakukan atau mencapai sesuatu sesuai rencana dan harapan mereka, atau  disaat mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan !
"Yah, kau tahu ? Me too.." lanjut Ferra bangga. "EXCITED" !! Alexa dan Ferra berteriak, kompak..
***

Lamentable (Part 1)

27 April 1996.
Seorang ibu yang memiliki 1 orang putra yang masih berumur 2 tahun ini begitu sibuk menyiapkan peralatan dan perlengkapan-perlengkapan bayi. Satu bulan lagi ia akan segera melahirkan anaknya yang kedua. Anna. Nama yang tepat untuk dirinya yang selalu saja sibuk dengan urusan yang kadang-kadang terbilang bukan urusannya.  Ya, begitu sibuk, sampai-sampai Chris putranya itu tidak sempat diperhatikannya. Untung saja Chris bukan lah tipe anak kecil yang nakal. Ia selalu menuruti perintah ibunya.
Empat minggu kemudian, tepatnya pada hari minggu 31 Maret 1996, ia melahirkan anaknya yang kedua. Ia begitu gelisah, karena suaminya Harry belum saja datang ke rumah sakit. Harry bekerja sebagai seorang biro dalam suatu hotel yang tidak terlalu besar di kawasan Boston. Anna sudah berada diruang tempat dimana ia akan melahirkan anaknya itu. Dalam waktu yang sama, Harry sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit St.Elisabeth Boston. Sesampainya dirumah sakit, dengan menggunakan kecepatan seperti pelari profesional, Harry berlari menuju ruang dimana istrinya berada, tanpa melihat sikon rumah sakit tersebut.
"Itu, itu dia. suamiku" teriak Anna ketika melihat suaminya yang masih berada di ujung lorong rumah sakit tersebut. Tanpa melihat situasi, Harry langsung memegang tangan Anna yang terlihat begitu tegang, dingin dan sangat dingin seperti baru saja melepas sebongkah es batu.
Tidak lama setelah Harry memberi semangat pada istrinya, dokter yang akan menangani istrinya melahirkan sudah datang. Harry disuruh untuk mengganti pakaiannya agar tetap steril selama istrinya melahirkan. Harry begitu takut dan cemas. Ia langsung menggunakan pakaian yang disediakan tanpa memikirkan apakah pakaian itu terbalik atau tidak.
Tiga jam berlalu. Terdengar suara bayi yang menangis. Bayi Perempuan. Mereka telah menyediakan nama untuk bayi nya itu. "Georgia Alexandria March" nama jika bayi mereka perempuan, dan "Georgie Alexandro March" jika bayi mereka laki-laki. Begitu bayinya keluar, Anna begitu tersentuh melihat bayinya itu, begitu cantik, matanya yang indah yang diwarisi oleh matanya, bentuk pipi yang terbentuk begitu sempurna seperti bentuk pipinya juga. Indah.. Beberapa saat setelah proses melahirkan selesai, Chris dan neneknya datang untuk menjenguk adik perempuannya yang cantik dan mungil itu. Ia tak sabar melihat bentuk dan rupa adiknya itu. Semenjak dari rumah, Chris selalu berteriak "Alexa kecil, maukah kamu bermain dengan kakakmu ini?" dia terus mengucapkan kata yang sama, sampai ia benar-benar lelah.
"Alexa, ayo kita bermain, Kakak sudah menyediakan mobil-mobilan dirumah" ucap Chris, bahagia. Chris masih terlalu kecil untuk dapat membedakan mana permainan yang cocok untuk perempuan, dan mana yang cocok untuk laki-laki. Sehingga ia begitu bersemangat mengajak adik bayinya itu bermain mobil-mobilan.
Empat hari kemudian, Anna dan bayinya sudah bisa pulang kerumah. Anna sungguh tak sabar untuk membawa putrinya itu ke rumah.
Ternyata dirumah sudah banyak tetangga-tetangganya yang menanti. Mereka begitu penasaran ingin melihat putrinya itu. Begitu bahagianya Anna, ketika sampai dirumah, tetangga-tetangganya menyambut hangat kedatangan bayinya, bahkan ada yang memberikan hadiah berupa sepatu untuk Alexa kecilnya. Anna tak segan-segan membiarkan tetangga-tetangganya yang adalah seorang ibu, untuk menyentuh dan menggendong bayinya. Namun Harry suaminya masih ragu untuk membiarkan Alexa disentuh oleh mereka, karena terlalu berhati-hati.
Tiga tahun berlalu. Alexa sudah bisa berjalan. Ia sudah berumur 3 tahun. Alexa tumbuh menjadi balita yang tidak bisa diam, kuat, dan cerewet. Ia selalu menanyakan hal-hal yang baru yang baru saja ia lihat pada ibunya, walaupun ia tidak bisa menyebut kata-kata yang diucapkannya dengan sempurna. Sekarang, Chris sudah bisa mengajak Alexa untuk bermain. Alexa dan Chris terlihat begitu lucu pada saat mereka bermain bersama dikamar. Bahagianya Anna dan Harry, melihat kedua anaknya bermain tanpa bertengkar.
Jika Alexa diajak nenek Lucy pergi ke pasar, Chris selalu mencarinya. Ia selalu menangis jika ia sudah lelah berteriak memanggil adik kecilnya itu. Chris begitu menyayangi adiknya.